Minggu, 21 November 2010

Percobaan II “Lipid”


Percobaan II
“Lipid”

I.  Tujuan
       Untuk mengetahui sifat-sifat lipid.

II. Dasar Teori
            Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Lipid berpern penting dalam komponen struktur membran sel. Lemak dan minyak dalam bentuk trigliserol sebagai sumber penyimpan energi, lapisan pelindung, dan insulator organ-organ tubuh beberapa jenis lipid berfungsi sebagai sinyal kimia, pigmen, juga sebagai vitamin, dan hormon.
            Fosfolipida memiliki seperti trigliserida. Bedanya, pada fosfolipida satu asam lemaknya digantikan oleh gugus fosfat yang mengikat gugus alkohol yang mengandung nitrogen, contohnya yaitu fosfatidiletanolamin (sefalin), fosfatidilkolin (lesitin), dan fosfatidilserin. Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid). Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fst), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan, sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat disabunkan.
(bioQimia/lipid%20biokimia/lipid.html)
       Lipid sederhana merupakan ester asam lemak dengan alcohol. Dahulu dibedakan menurut alkoholnya yaitu :
1.       Lemak dan minyak adalah ester asam lemak dan gliserol
©       Minyak adalah lipid yang cair pada suhu kamar.
©       Lemak adalah lipid  yang padat pada suhu kamar.
    2.    Waxes adalah ester asam lemak dengan alcohol alifatik rantai panjang dan dengan alcohol aromatic seperti sterol (wax lebah, spermaceti, ester alcohol).
( Penuntun Praktikum Biokimia Dasar, 2009)
       Lipid atau trigliserida merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme disamping karbohidrat. Trigliserida adalah triester yang terbentuk dari gliserol dan asam-asam lemak.
Struktur Asam Lemak
            Lemak sebagai bentuk simpanan energi yang utama dalam tubuh adalah triasil gliserol, dimana triasil gliserol ini memiliki nilai kalori yang tinggi, tahan lama disimpan dalam tubuh karena kandungan airnya kecil.
ü  Metabolisme lipid :
            Triasil gliserol dihidrolisis menjadi gliserol dan asam-asam lemak, gliserol memasuki jalur glikolisis anaerob EM dengan perantaraan pembentukan senyawa intermediate dihidroksiaseton-P atau gliseraldehid-3P. Asam lemak diaktifkan oleh enzim tiokinase bersama oleh KoA-SH dan ATP yang menghasilkan asil-SKoA. Yang kemudian dilanjutkan dengan pembentukan sfingomielin dan fosfolipid. Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini. Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa. Asam-asam lemak jenuh ataupun tidak jenuh yang dijumpai pada trigliserida, umumnya merupakan rantai tidak bercabang dan jumlah atom karbonnya selalu genap. Ada dua macam trigliserida, yaitu trigliserida sederhana dan trigliserida campuran. Trigliserida sederhana mengandung asam-asam lemak yang sama sebagai penyusunnya, sedangkan trigliserida campuran mengandung dua atau tiga jenis asam lemak yang berbeda. Pada umumnya, trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh bersifat cairan pada suhu kamar, disebut minyak, sedangkan trigliserida yang mengandung asam lemak jenuh bersifat padat yang sering disebut lemak. Trigliserida bersifat tidak larut dalam air, namun mudah larut dalam pelarut nonpolar seperti kloroform, benzena, atau eter. Trigliserida akan terhidrolisis jika dididihkan dengan asam atau basa. Hidrolisis trigliserida oleh basa kuat (KOH atau NaOH) akan menghasilkan suatu campuran sabun K+ atau Na+ dan gliserol.
       Trigliserida dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat diubah secara kimia menjadi lemak padat oleh proses hidrogenasi sebagian ikatan gandanya. Jika terkena udara bebas, trigliserida yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung mengalami autooksidasi. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam lemak, sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal. Hal ini menyebabkan minyak mengalami ketengikan.
       Kelas lipida yang lain adalah steroid dan terpen. Steroid merupakan molekul kompleks yang larut di dalam lemak dengan empat cincin yang saling bergabung. Steroid yang paling banyak adalah sterol yang merupakan steroid alkohol. Kolesterol adalah sterol utama pada jaringan hewan. Kolesterol dan senyawa turunan esternya, dengan asam lemaknya yang berantai panjang adalah komponen penting dari plasma lipoprotein.
III. Alat Dan Bahan
«   Uji Kelarutan
©       Alat   :                                      ©     Bahan       :
1.   Tabung reaksi                               1.  Minyak kelapa
2.   Pipet tetes                                  2.  Margarin (Blue Band
3.    Kertas saring                              3.  Kloroform
4.    Corong dan Kaca arloji               4.  Benzena
5.    Gelas kimia                                   5.  Asam yang di Encerkan (HCl)
6.    Penangas                                  6.  Aquadest                                   
«   Reaksi Asam Basa
©    Alat   :                       ©    Bahan  :
1.     Plat tetes                                    1.   Minyak  kelapa
2.    Kertas indikator universal.        2.   Minyak tengik
3.    Gelas kimia                                  3.   Aquadest
«   Uji Ketidakjenuhan
©    Alat   :                       ©    Bahan  :
1.     Tabung reaksi                             1.   Minyak kelapa dan minyak tengik
2.    Pipet tetes                                   2.   Kloroform
                                                                 3.   Larutan iod Hub1
                                                                            4.   Margarin (blueband)
«    Pemisahan asam lemak
©          Alat  :                        ©   Bahan   :  
1.     Neraca Digital                            1.   Margarin
2.     Gelas piala 500 mL                    2.  Aquadest
3.     Gelas ukur                                   3.   Larutan KOH 10%
4.    Penangas listrik                          4.   Es batu
5.    Spatula                                   5.   HCl pekat
6.    Kertas saring                               6.  Alkohol 95 %
7.    Corong                                          7.  Larutan Natrium
8.    Pinggan penguap                         8.  Karbonat.
9.    Ember

IV. Prosedur Kerja
©       Uji Kelarutan
1.       Memasukan 2 mL eter kedalam 2 tabung reaksi yang bersih.
2.      Membubuhkan sedikit minyak kelapa pada tabung I dan margarine pada tabung II.
3.      Mengocok ke dua isi tabung kuat-kuat.
4.      Melihat hasilnya, bila kedua bahan terlihat terpisah berarti tidak larut dan bila tidak   terlihat , menyaring larutan dengan kertas saring pada sebuah kaca arloji kemudian menguapkan larutan diatas penangas listrik lalu mengamatinya, jika terdapat residu berarti ada bahan yang terlarut. Jumlah residu menunjukan derajat kelarutan bahan yang diuji.
5.      Mengulangi langkah 1-4 untuk pereaksi atau pelarut :  kloroform, benzene, asam yang diencerkan, dan air untuk bahan minyak kelapa dan margarine.



©       Reaksi Asam Basa

1.     Membasahi kertas indicator universal dengan aquadest yang terdapat didalam gelas kimia.
2.    Memasukan beberapa tetes minyak kelapa dan minyak tengik diatas plat  tetes.
3.    Memasukan kertas indicator universal yang sudah basa kedalam minyak kelapa dan minyak tengik yang ada didalam plat tetes untuk mengetahui pH dari masing-masing bahan tersebut.
4.    Melihat perubahan ketas indicator universal setelah beberapa menit sambil menggoyang-goyangkannya.

©          Uji Ketidak jenuhan
1.     Memasukan kira-kira 1 mL minyak kelapa dalam 2 tabung reaksi yang bersih.
2.    Menambahkan larutan kloroform sama banyak pada kedua tabung tersebut dan mengocoknya sampai semua bahan melarut.
3.    Menambahkan tetes demi tetes larutan iod HUb1pada tabung II sambil mengocoknya.
4.    Melihat perubahan/ perbedaan yang terjadi antara bahan yang satu dengan bahan yang lain.
5.    Mengulangi langkah 1-4 untuk bahan minyak tengik dan margarine.


©            Pemisahan asam lemak

1.     Memasukan 10 gr margarine kedalam gelas piala 500 mL.
2.    Menambahkan 150 mL aquadest dan larutan KOH 10% sebanyak 50 mL.
3.    Mendidihkan selama 10-15 menit atau sampai terjadinya penyabunan sempurna yaitu tidak ada lagi lemak/minyak yang terapung diatas permukaan cairan.
4.    Membubuhkan HCl pekat pada larutan sabun panas  sampai larutan menjadi asam (kira-kira 10 mL HCl pekat).
5.    Asam lemak bebas yang terbentuk akan naik keatas permukaan sebagai lemak yang terapung. Mendinginkan larutan ini.
6.    Membiarkan asam lemaknya mengental dan berbentuk roti. Mengangkat busa yang seperti roti dan memecahkannya menjadi potongan-potongan kecil.
7.    Mencuci dengan aquadest melalui saringan dan menempatkan dalam sebuah gelas piala yang berisi 50 mL alcohol 95%, lalu menghangatkan campuran tersebut pada penangas air sampai asam lemak (bentuk roti) larut dan menyaringnya melalui kertas saring kering.
8.    Membiarkan filtrate menjadi dingin hingga diperoleh Kristal yang baik.
9.    Bila asam lemak sudah mengkistal sempurna, menyaringnya dan mengeringkan Kristal diantara kertas saring lalu membiarkan pada suhu kamar.
10.    Mengulangi langkah 1-9 untuk bahan minyak kelapa.


V. HASIL PENGAMATAN
©      Uji kelarutan
No.
Perlakuan
Eter
Kloroform
Benzena
HCl 0,1M
NaOH
Air
1.
Minyak kelapa
(++)
(++)
(++)
(-)
(-)
(-)
2.
Margarin
(+)
(+)
(+)
(-)
(-)
(-)
Keterangan :   (++) = Larut sekali ,(+) = Larut sebagian, (-) = Tidak larut

©         Reaksi Asam Basa
NO
Perlakuan
pH
1.
2.
Minyak kelapa + Kertas indicator  universal
Minyak tengik  +  Kertas indicator universal
7
5
©      Uji Ketidakjenuhan
NO
Perlakuan
Pengamatan
1.
  
 2.

3.

a.    Minyak kelapa + kloroform 
b.    (a) + larutan iod (merah).
a.   margarin + Kloroform                                      b.  (a) + larutan iod (merah)
a.  Minyak tengik + kloroform                   
b.  (a) +  larutan iod (merah)
Larutan berwarna bening Larutan menyatu, warna merah larutan iod pudar.
Larutan berwarna kuning Terbentuk 2 lapisan (atas keruh, bawah merah).
Larutan berwarna bening
Larutan menyatu, warna merah iod dalam larutan pudar.

©          Pemisahan asam lemak
No.
perlakuan
Hasil pengamatan
1.a
10 gr margarin + 150 ml aquadest + 50 ml larutan KOH 10 % (diaduk)
Tidak larut setelah di+ KOH 10 % terpisah
b.
Didihkan selama 10-15 menit
Terjadi penyabunan
c.
Ditambahkan HCl pekat
Larutan bercampur
d.
didinginkan
Terbentuk roti
e.
Dipanaskan kembali         (ditambahkan alkohol)
KOH larut (mencair)
f.
Setelah disaring lalu didinginkan kembali
Terbentuk endapan kuning             ( lebih banyak)
2a.
10 gr margarin + 150 ml aquadest       + 50 ml larutan KOH 10 % (diaduk)
Tidak larut setelah ditambahkan KOH 10% terpisah
b.
Didihkan selama 10-15 menit
Larut sempurna( penyabunan)
c.
Ditambahkan HCl pekat
Terapung
d.
didinginkan
Terbentuk roti
e.
Dipanaskan kembali          (ditambahkan alkohol)
Roti larut (mencair)
f.
Setelah disaring lalu didinginkan kembali
Terbentuk endapan putih          (lebih sedikit)



VI. PEMBAHASAN
Suatu lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti suatu hidrokarbon atau dietil eter. Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-sifat kimianya. Berdasarkan komponen dasarnya, lipid terbagi ke dalam lipid sederhana (simple lipid), lipid majemuk (compound lipid), dan lipid turunan (derived lipid). Berdasarkan sumbernya, lipid dikelompokkan sebagai lemak hewan (animal fst), lemak susu (milk fat), minyak ikan (fish oil), dll. Klasifikasi lipid ke dalam lipid majemuk karena lipid tersebut mengandung asam lemak yang dapat disabunkan, sedangkan lipid sederhana tidak mengandung asam lemak dan tidak dapat disabunkan.
1. UJI KELARUTAN
Pada umumnya lemak tidak larut dalam air, yang berarti juga tidak larut dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini disebut Lipoprotein (dari kata Lipo=lemak, dan protein). Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya.
            Pada dasarnya derajat kelarutan lemak atau minyak dapat dilihat atau ditentukan dengan pengamatan secara langsung tergantung bahan pelarut yang dipakai. Umumnya lipid mempunyai sifat yaitu:
¥  Tidak larut dalam air
¥  Larut dalam pelarut organic seperti benzene, eter, aseeeton, kloroform dan karbontetraklorida.
¥  Mengandung unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen. Kadang-kadang mengandung nitrogen dan fosfor.
¥  Hidrolisis menghasilkan asam lemak atau dapat membentuk ester dengan lemak.
¥  Berperan pada metabolisme tumbuhan dan hewan.
Pada hasil pengamatan yaitu air ditambahkan dengan bahan berlemak yaitu minyak kelapa dan margarin pada tiap-tiap tabung reaksi kemudian mengocoknya ternyata campuran larutan ini tidak larut. Hal ini disebabkan karena lipid ini mempunyai sifat fisik yaitu tidak larut dalam air, tetapi larut dalam satu atau lebih pelarut organik. Dan lipid juga tidak dapat larut pelarut polar, dan air merupakan larutan polar.minyak kelapa dan margarine tidak larut dalam air karena minyak kelapa dan margarine tidak mempunyai kepala polar berupa gugus  –OH yang dapat berikatan hydrogen dengan molekul air. Minyak dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil, karena bila dibiarkan maka kedua cairan akan terpisah menjadi dua lapisan. Air dan minyak merupakan cairan yang tidak saling berbaur tetapi saling ingin terpisah karena mempunyai berat jenis yang berbeda.
Pada perlakuan menggunakan kloroform, benzena dan eter yang ditambahkan senyawa lipid atau lemak tersebut ternyata hasilnya yaitu dapat larut pada minyak kelapa, dan margarine, hal ini disebabkan karena minyak kelapa dan margarine ini terhidrolisis pada kloroform sehingga dapat larut pada pelarut organik dan nonpolar. Kloroform, benzena dan eter lebih larut pada minyak kelapa dibandingkan dengan margarine, karena miyak kelapa berasal  dari tumbuhan Berwujud cair pada suhu ruang dan tersusun dari asam lemak tak jenuh fosfogliserida (fosfolipid) sedangakan margarine merupakan asam lemak jenuh dan umumnya diperoleh dari hewan dan Berwujud padat pada suhu ruang, dan kita ketahui bersama bahwa kloroform lebih larut pada senyawa yang memiliki ikatan tak jenuh.
Pada perlakuan menggunakan asam encer (HCl 0,1 N) dan alkali (KOH) yang ditambahkan senyawa lipid atau lemak tersebut ternyata hasilnya yaitu tidak dapat larut pada minyak kelapa dan margarine, hal ini disebabkan karena minyak dan margarine ini tidak terhidrolisis pada HCL sehingga tidak dapat larut .Meskipun pada dasarnya  asam merupakan senyawa yang menyusun lemak tersebut, namun tidak dapat terhidrolisis dengan asam itu sediri ini juga disebabkan karena HCl bersifat polar  dan merupakan asam kuat, perlu diketahui bahwa asam lemah dapat larut dengan lipid. Hidrolisis lipid oleh basa kuat atau KOH akan menghasilkan suatu campuran  sabun K+ dan gliserol.
2.  REAKSI ASAM BASA

Lemak atau minyak jika dibiarkan lama akan mengalami perubahan. Pada percobaan ini dapat diketahui bahwa pH minyak kelapa 7 dan minyak tengik 5, dalam arti minyak kelapa bersifat netral dan minyak tengik bersifat asam. Minyak adalah ester asam lemak tidak jenuh dengan gliserol. Minyak kelapa secara teoritis bersifat asam lemah atau mendekati netral. Dimana kita ketahui bahwa asam lemah akan terionisasi sebagian dan melepaskan ion H+, dalam hal inilah yang mempengaruhi nilah pH minyak kelapa. Sedangkan minyak tengik bersifat asam karena pada dasarnya minyak tengik merupakan minyak kelapa
yang telah lama tersimpan dan tak digunakan, watu yang lama inilah menakibatkan ketengikan dan membuat nilai pH-nya bersifat asam, proses ketengikan ini disebabkan karena adanya auto-oksidasi, hidrolisis, dan kegiatan bakteri( jasad renik) serta pengaruh udara.
minyak dengan bagian utama asam lemak tidak jenuh dapat diubah secara kimia menjadi lemak padat oleh proses hidrogenasi sebagian ikatan gandnya. Jika terkena udara bebas, minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh cenderung mengalami auto-oksidasi. Molekul oksigen dalam udara dapat bereaksi dengan asam lemak sehingga memutuskan ikatan gandanya menjadi ikatan tunggal, hal inilah yang menyebabkan minyak menjadi minyak tengik dan diikuti oleh perubahan pH menjadi asam. Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat campuran dari berbagai produk ini.

3.  UJI KETIDAKJENUHAN
Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak. Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung.
           Pada saat praktek kami hanya melihat bagaimana reaksi antara lipid dan iodin. Pada dasarnya penentuan iodin menunjukkan ketidakjenuhan asam lemak penyusunan lemak dan minyak. Asam lemak tidak jenuh mampu mengikat iodium dan membentuk senyawaan yang jenuh. Banyaknya iodine yang diikat menunjukkan banyaknya ikatan rangkap yang terdapat dalam asam lemaknya. Angka iodine dinyatakan sebagai banyaknya iodine dalam gram yang diikat oleh 100 gram lemak atau minyak.
            Pada perlakuan ketidakjenuhan ini, pertama-tama 1 ml minyak kelapa ditambahkan kloroform dan hasilnya tampak larut, setelah itu ditambah ion Hub1 dan hasilnya larutan menyatu tetapi tidak jenuh. Begitupun halnya perlakuan yang
Sama pada minyak tengik dan margarine. Minyak tengik menyatu dengan kloroform dan tidak jenuh pada saat ditambahkan iod Hub1. Sedangkan pada margarine, saat ditambahkan iod Hub1 tampak tidak menyatu dan bersifat jenuh.
            Pada uji ketidakjenuhan ini pereaksi iod huble akan mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya  menjadi berikatan tunggal. Dalam percobaan ini asam lemak tak jenuh (minyak kelapa dan minyak tengik) telah mereduksi pereaksi iod huble. Sedangakan pada margarine yang pada dasarnya merupakan asam lemak jenuh tidak mereduksi pereaksi iod huble.
4.  PEMISAHAN ASAM LEMAK
Seperti diketahui bahwa trigliserida yang terdiri dari lemak dan minyak dapat dihidrolisis dengan berbagai cara yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim lipase, hidrolisis dengan alkali disebut penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun. Dahulu sabut dibuat dengan melelehkan lemak ternak dengan alkali hidroksida yang berlebih sedikit dalam ketel terbuka. Campuran ini dipanaskan dan uap dialirkan didalamnya.
Reaksi hidrolisis dengan alkali tersebut berguna untuk menentukan suatu tetapan disebut bilangan penyabunan yang didefinisikan sebagai jumlah milligram kalium hidroksida yang dibutuhkan untuk penyabunan satu gram minyak atau lemak.
            Prinsip dari pemisahan ini adalah memurnikan atau memisahkan asam lemak yang terdapat dalam lemak atau minyak, pada percobaan ini kita menggunakan sampel minyak kelapa dan margarin. Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.
            Perlakuan pertama yakni 10 gram margarine ditambahkan 150 ml aquadest dan ditambahkan dengan 50 ml larutan KOH 10 % dan serempak diaduk. Hasilnya sampel tidak larut setelah penambahan KOH, hal ini disebabkan oleh margarine yang tidak terhidrolisis pada KOH sehingga tidak dapat larut pada pelarut organic ini. Berikutnya adalah mendidihkan selama 10-15 menit, sehingga setelah pendidihan pada sampel terjadi penyabunan. Terjadinya penyabunan ini disebabkan KOH larut didalam air. Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan, yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak. Langkah selanjutnya adalah menambahkan HCl pekat sehingga tampak larutan bercampur. Tujuan penambahan HCl ini yaitu merombak pembentukan sabun atau melarutkan kembali sampel, penambahan asam juga bertujuan untuk menghilangkan asam lemak bebas yang ada pada margarin. Selanjutnya sampel larutan didinginkan dengan menggunakan es batu sehingga terbentuk roti. Terbentuknya roti disebabkan suhu saat proses pendinginan. Langkah selanjutnya adalah memanaskan kembali sampel dengan menambahkan alcohol, sehingga saat pemanasan roti larut atau mencair. Mencairnya roti ini disebabkan karena gugusan asam lemak berubah posisi sehingga asam lemak jenuhnya dan berubah menjadi tak jenuh. Setelah disaring dan didinginkan tampak terbentuk endapan berwarna kuning lebih banyak, endapan kuning inilah menunjukkan asam lemak murni yang terdapat pada margarine. Banyaknya asam lemak pada margarine karena margarine banyak mengandung aam lemak jenuh dengan rantai C yang panjang.
Asam lemak merupakan asam lemah, dan dalam air terdisosiasi sebagian. Umumnya berfase cair atau padat pada suhu ruang (27° Celsius). Semakin panjang rantai C penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga semakin sukar larut.
Pada perlakuan minyak kelapa, yaitu pertama-tama yakni 10 gram minyak kelapa ditambahkan 150 ml aquadest dan ditambahkan dengan 50 ml larutan KOH 10 % dan diaduk. Hasilnya sampel tidak larut setelah penambahan KOH, hal ini disebabkan oleh minyak kelapa yang tidak terhidrolisis pada KOH sehingga tidak dapat larut pada pelarut organic ini. Berikutnya adalah mendidihkan selama 10-15 menit, sehingga setelah pendidihan pada sampel terjadi penyabunan. Terjadinya penyabunan ini disebabkan KOH larut didalam air. Hidrolisis lemak oleh alkali disebut penyabunan, yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak. Langkah selanjutnya adalah menambahkan HCl pekat sehingga tampak larutan bercampur. Tujuan penambahan HCl ini yaitu merombak pembentukan sabun atau melarutkan kembali sampel, penambahan asam juga bertujuan untuk menghilangkan asam lemak bebas yang ada pada minyak kelapa. Selanjutnya sampel larutan didinginkan dengan menggunakan es batu sehingga terbentuk roti. Terbentuknya roti disebabkan suhu saat proses pendinginan. Langkah selanjutnya adalah memanaskan kembali sampel dengan menambahkan alcohol, sehingga saat pemanasan roti larut atau mencair. Mencairnya roti ini disebabkan karena gugusan asam lemak berubah posisi sehingga asam lemak jenuhnya dan berubah menjadi tak jenuh. Setelah disaring dan didinginkan tampak terbentuk endapan berwarna putih yang lebih sedikit, endapan putih inilah menunjukkan asam lemak murni yang terdapat pada minyak kelapa. sedikitnya asam lemak pada minyak kelapa karena minyak kelapa sedikit mengandung asam lemak tak jenuh dengan rantai C yang pendek
            Keberadaan ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh menjadikannya memiliki dua bentuk: cis dan trans. Semua asam lemak nabati alami hanya memiliki bentuk cis (dilambangkan dengan "Z", singkatan dari bahasa Jerman zusammen). Asam lemak bentuk trans (trans fatty acid, dilambangkan dengan "E", singkatan dari bahasa Jerman entgegen) hanya diproduksi oleh sisa metabolisme hewan atau dibuat secara sintetis. Akibat polarisasi atom H, asam lemak cis memiliki rantai yang melengkung. Asam lemak trans karena atom H-nya berseberangan tidak mengalami efek polarisasi yang kuat dan rantainya tetap relatif lurus.
            Berdasarkan perlakuan diatas dapat diketahui bahwa asam lemak lebih banyak terdapat pada margarine dibandingkan pada minyak kelapa. Hal ini disebabkan karena Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil (tidak mudah bereaksi) daripada asam lemak tak jenuh. Ikatan ganda pada asam lemak tak jenuh mudah bereaksi dengan oksigen (mudah teroksidasi). Karena itu, dikenal istilah bilangan oksidasi bagi asam lemak.


VII.          KESIMPULAN
       Berdasarkan percobaan yang kami lakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
©       Minyak kelapa dan margarine tidak dapat larut pada pelarut polar (air). Tetapi dapat larut pada pelarut organic (benzene, kloroform dan eter).
©       Minyak kelapa secara teoritis bersifat asam lemah atau mendekati netral. Ketengikan membuat nilai pH-nya bersifat asam, proses ketengikan ini disebabkan karena adanya auto-oksidasi.
©       Asam lemak lebih banyak terdapat pada margarine dibandingkan pada minyak kelapa. Hal ini disebabkan karena Asam lemak jenuh bersifat lebih stabil.










DAFTAR PUSTAKA

http//www. bioQimia/Lemak/Asam_lemak.htm.com Diunduh pada tanggal 20 desember 2009.
http//www. file://localhost//bioQimia/PamaN%20GoogLe/Fosfolipid.htm. Diunduh pada tanggal 20 desember 2009
http//www. bioQimia/Lemak/5-Metabolisme-Lipid.htm.com. Diunduh pada tanggal 20 desember 2009
       http // www. bioQimia/data/lemak%20DAN%20ASA_2.mhtml.com Diunduh pada tanggal 20 desember 2009.
       http//www.ocalhost/D:/%20TUGAS/LIPID/data/%20HARI%20TANP.mhtml.com. Diunduh pada tanggal 20 desember 2009.
http // www.Lampert,L.M.,1970. Modern Dairy Products. Chemical Publishing Co.Inc.,New York.com. Diunduh pada tanggal 20 desember 2009.          
       Tim dosen biokimia.2009.PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Palu : Untad press.






       Laporan biokimia

PERCOBAAN IV
LIPID
Palu  23 Desember 2009

Disusun oleh :
                                   Nama                     : Joechiana rosidi
                                  Stambuk       : A 251 07 003
                                  Kelompok   : II (dua)
                                  Asisten         : Melda febrina

PROGRAM STUDI KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar